SALAFIYAH SCOUT CAMP
2019
Pagi itu (30/03/19) terlihat tidak seperti biasanya. Para
santri yang seragam mengenakan hasduk merah putih di lehernya mondar mandir
kesana kemari, ada yang nenteng tas
besar, ada yang manggul bambu,
semua terlihat begitu sibuk. Ya, karena pada hari ini mereka akan refreshing,
sejenak melepas penat di pondok dengan berkemah di Kebun Teh Pagilaran Batang.
Tepat pukul 07.30 WIB, upacara pembukaan pun dimulai, Kak
Idris Muhtarom, S.Pd. I selaku Kamabigus 17.87-17.88 SMP Salafiyah bertindak
sebagai Pembina upacara dan juga membuka kegiatan Salafiyah Scout Camp (SSC)
2019 ini. Beliau menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan momen yang pas bagi
para santri untuk mengenal kehidupan di alam bebas sembari mengagumi betapa
indahnya ciptaan Allah yang wajib kita syukuri.
Tak lama setelah upacara pembukaan selesai, datanglah dua
buah truk yang akan membawa mereka ke bumi perkemahan Pagilaran Batang, panitia
pun mulai meloading barang-barang ke
dalam truk, lalu dilanjut para santri yang satu persatu bergantian naik ke
dalam bak truk. Pintu bak pun ditutup, seketika mereka secara kompak
melantunkan doa safar dan dilanjut dengan menyanyikan yel-yel maupun sholawat sepanjang
perjalanan.
Tiba di Pagilaran
Sekitar pukul 10.15 WIB para santri tiba di Pagilaran dan
mulai mendirikan tenda, namun belum selesai mendirikan tenda, tiba-tiba hujan
mengguyur Pagilaran dengan derasnya. Para santri pun berlindung dibawah tenda,
namu apa daya, karena derasnya hujan yang mengguyur, akhirnya mereka pun basah
juga. Bahkan ada beberapa dari mereka yang malah asyik menari dibawah guyuran
hujan.
Tiga jam kemudian hujan baru benar-benar berhenti. para
santri mulai berganti pakaian dan persiapan untuk kegiatan selanjutnya, yaitu
hasta karya, semaphore morse, tali temali, kemampuan indra manusia, cipta baca
puisi, perpetaan dan menaksir, dan juga pengetahuan umum kepramukaan. Semua
begitu gembira dan bersemangat.
Walaupun berada di bumi perkemahan, para santri tidak meninggalkan
sunnah pondok yang telah biasa dijalani. Maka dari itu, setelah shalat maghrib,
mereka membaca surah yasin, rotibul haddad dan dilanjut kultum yang disampaikan
oleh lurah pondok putra, Kang Ridho Maulana.
Selepas shalat isyak, para santri mendapat materi dan
motivasi dari Ustadz Hasan, salah satu staff Kementerian Luar Negeri Republik
Indonesia asli Karangmalang Kangkung yang sekarang mengabdi di Pondok Modern
Tazakka Batang.
Dalam balutan udara dingin yang begitu menusuk tulang, para
santri tetap melanjutkan kegiatan, yaitu Upacara Api Unggun. Yang bertindak
selaku pembina upacara adalah Kak M Tajul Mafachir Muhtarom. Upacara berjalan
begitu khidmat. Penyalaan api unggun diawali dengan pembacaan Dasadarma oleh
petugas upacara yang mampu mengobarkan api unggun dan juga mengobarkan semangat
peserta upacara. Uniknya setelah upacara selesai, para santri berlari berebut
untuk menghangatkan tubuhnya di dekat api unggun. Maklum, cuaca begitu dingin,
ditambah seragam pramuka mereka yang basah terkena air hujan.
Setelah merasa agak hangat, para santripun berpindah kedepan
panggung untuk menampilkan pentas seni mereka masing-masing. Ada yang
menampilkan drama, bernyanyi, hingga body music, meriah sekali. Kegiatan pentas
seni ditutup dengan penampilan memukau dari panitia.
Setelah sehari penuh berkegiatan, sudah saatnya bagi para
santri untuk beristirahat, tidur di dalam tenda masing-masing. Namun belum
benar lelap istirahat mereka, terdengar suara dari panitia yang mengumumkan
bahwa mereka harus kumpul di lapangan. Dengan bergegas mereka bangun dan lari
menuju lapangan. Ternyata tepat pukul 03.00 WIB para peserta dilantik menjadi
Pramuka Pemggalang Ramu dan Pramuka Pnggalang Rakit Gudep 17.87-17.88 Pangkalan
SMP Salafiyah. Walaupun dengan terkantuk kantuk, upacara pelantikan berjalan lancar.
Pagi hari setelah shalat shubuh berjamaah, para santri
berkumpul di lapangan dengan berseragam olahraga, ya mereka akan bersenam ria.
Susana begitu gembira, banyak senam yang dilakukan pagi itu, mulai dari senam
penguin, kun anta, maumere, senam pramuka, hingga senam kewer-kewer.
Setelah sarapan, para santrikembali berkegiatan, kali ini
adalah outbond yang dikemas dalam hiking mengelilingi indahnya pemandangan
kebun Teh Pagilaran. Susana pun pecah, seru, dan menegangkan. Mereka saling
berlomba, mulai dari merayap, tambal paralon, keseimbangan dan masih banyak
lagi. Kegitan berakhir sebelum adzan dhuhur berkumandang.
Selepas shalat dhuhur para santri merobohkan tenda dan
mengemasi barang-barang mereka. Setelah itu kegiatan dilanjut dengan bakti
sosial. Para santri berkeliling area wisata pagilaran dengan membawa satu
kantong plastik dan memungut setiap sampah yang mereka lihat untuk kemudian
dibuang di tempat pembuangan akhir.
Sekitar jam 14.00 WIB para santri kembali ke lapangan dan
beryel-yel mengguncang Pagilaran, banyak wisatawan yang kagum melihat
penampilan santri-santri Salafiyah.
Sayonara Kebun Teh nan indah
Kegiatan diakhiri dengan upacara penutupan, kak M Tajul
Mafachir Muhtarom selaku pembina upacara meyampaikan bahwa kegiatan kemah kali
ini membawa hikmah dan pelajaran yang luar biasa bagi para santri. Khususnya
berkaitan dengan syukur, banyak santri yang selama ini mengeluh bahwa di pondok
jemuran kurang, namun disana mereka merasakan susahnya mencari jemuran untuk
menjemur pakaian mereka yang basah, banyak juga yang mengeluh di pondok panas
karena di kamar tidak ada kipas angin, namun disana mereka merasakan betapa
tersiksanya kedinginan itu. Dan banyak hal lain yang sepatutnya mereka syukuri
karena dapat merasakan manisnya menuntut ilmu di Ponpes Salafiyah.
Ditengah upacara penutupan ada penyerahan kenang-kenangan
dari Pondok Salafiyah, kepada pihak Pagilaran berupa kerajianan kayu berbentuk
tunas kelapa, karya asli santri Salafiyah asal Batang, Kang Haris Fathurrozi.
Pihak Pagilranpun merasa senang dan mengapresiasi kegiatan-kegiatan yang
dilakukan santri-santri Salafiyah, khususnya bakti sosial dan dalam menjaga
kebersihan. “Alhamdulillah, setiap kegiatan selalu terlihat bersih, luar biasa”
ujar perwakilan pihak Pagilaran. Tidak hanya cindera mata, Pondok juga
meninggalkan kenang-kenangan berupa poster-poster kampanye kebersihan dan
menjaga lingkungan.
Setelah semua tuntas, rombongan pun pulang ke pondok
tercinta dengan semangat baru dan spirit baru untuk menuntut ilmu (Rof/salafiyah media)
0 Komentar