Menu

    Banner by Chann Digital Indonesia Banner by Chann Digital Indonesia Banner by Chann Digital Indonesia

GAZA, KOTA PERANG KOTA HUFFADZ

 GAZA, KOTA PERANG KOTA HUFFADZ


Di pagi yang sedikit mendung di atas langit desa Karangmalang, berjajar rapi para santri berjas hitam membentuk pagar betis. Lalu datang sebuah mobil berwarna putih dari arah timur, lalu keluarlah sosok bersahaja berjubah biru dari dalam mobil, beliaulah Syekh  Sya’ban Riyadh Ad Dahsyan seorang ulama Qur’an dari negeri Palestina.

Hari ini (12/3/2019) Pondok Pesantren Salafiyah Karangmalang Kangkung Kendal Jawa Tengah kedatangan seorang tamu agung, ulama asal Gaza Palestina. Setelah disambut oleh grup rebana ponpes Salafiyah, Syekh Sya’ban langsung menuju ke ndalem pengasuh dan di sambut oleh pengasuh ponpes Salafiyah, Ibunyai Hj. Wardah Istiqomah Muhtarom beserta keluarga.

Setelah berramahtamah dengan keluarga ndalem, Syekh Sya’ban  kemudian disambut ratusan santri yang telah menunggu beliau di aula ponpes. “Apa kabar?” sapa beliau kepada para santri dengan nada khas Timur Tengah,  yang kemudian dijawab secara serempak oleh para santri “Baik.” Lalu mereka pun tersenyum kagum dengan wibawa sang syekh.

Acarapun dimulai, diawali dengan  menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lagu kebangsaan Palestina serta mars Pondok Pesantren Salafiyah, lalu dilanjut dengan pembacaan ayat suci Al Qur’an. Kemudian acara diteruskan dengan sambutan dari pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah yang pada kesempatan kali ini diwakili oleh Gus Tajul Mafachir Muhtarom. Beliau menyampaikan Ahlan  Wa Sahlan dan terimakasih atas kerawuhan Syeikh Sya’ban di pondok Salafiyah, semoga dengan kerawuhan Syeikh Sya’ban santri-santri semakin bersemangat dalam belajar dan menghafal Al Qur’an serta semakin lancar dalam berkomunikasi dengan bahasa Arab dan Inggris.

Syaikh Sya’ban memulai ceramahnya dengan salam, hamdalah, dan ucapan terimakasih kepada keluarga besar Pondok Pesantren Salafiyah Karangmalang atas penyambutan yang luar biasa. Dalam cerahmanya Syeikh Sya’ban menjelaskan tentang keadaan di Palestina khususnya tentang Masjidil  Aqsha dan Gaza, kota kelahiran beliau.

Beliau menyampaikan bahwa Al Aqsha dan sekitarnya adalah bumi yang disucikan dan diberkahi oleh Allah sebagaimana disebutkan dalam Al Quran Surat Al Isra’ ayat satu, yang mana ia merupakan bagian dari iman kita dan menjadi tanggung jawab kita untuk menjaganya. Namun karena kita berada di negeri yang jauh dari Baitul Muqoddas maka kita bisa berkontribusi, baik itu dengan jiwa, raga maupun harta.

Salah satu hal menarik yang beliau sampaikan adalah fakta bahwa di Gaza Palestina, setiap rumah minimal punya satu orang hafidz atau hafidzoh Qur’an. Beliau menjelaskan bahwa rata-rata waktu yang dibutuhkan putra putri Gaza dalam menghafal adalah antara 1 hingga 12 bulan, Subhanallah. “Kenapa mereka sangat bersemangat dalam menghafal? Karena kami rakyat Gaza yakin, bahwa ketika kita menjaga Kalam Allah maka Allah pasti akan menjaga kita.” Tegas beliau yang juga penagajar Al Qur’an di Gaza. Maka kamipun meminta tips kepada beliau tentang kiat-kiat dalam menghafal Al Qur’an. Beliau menyampaikan ada 4 hal penting ketika sesorang ingin menghafal Al Qur’an :

  1. Niat yang ikhlas untuk mencari ridho Allah SWT bukan untuk tujuan duniawi seperti ingin dipanggil Hafidz atau Hafidzoh.
  2. Menjauhi maksiat, karena maksiat membuat kita mudah lupa dengan pelajaran yang kita terima dan membuat hafalan Al Qur’an mudah hilang
  3. Selalu memotivasi diri bahwa jika kita menjaga Kalam Allah, maka Allah pun kan menjaga kita. Sehingga diri kita semakin terpacu dalam menghafal
  4. Istiqomah dan tekun dalam menambah dan mengulang hafalan, karena menghafal Al Qur’an adalah ikhtiar sepanjang masa untuk menjaga hafalan agar tetap melekat di sanubari dan memori kita.
Kemudian beliau mengakhiri ceramahnya dengan harapan semoga santri salafiyah selalu diberi kemudahan oleh Allah dalam belajar dan menghafal Al Qur’an karena kita harus sadar bahwa kita adalah generasi penerus bangsa dan agama.

Acarapun dilanjutkan dengan foto bersama dan pengalungan syal khas palestina kepada Ibunyai dan majlis ndalem, lalu dipungkasi dengan makan siang bersama di ruang tamu ndalem dengan masakan khas Indonesia. (Id/Salafiyah Media)

Posting Komentar

0 Komentar